Sate Maranggi Cibungur

Sabtu siang yang cerah saya bersama kedua teman saya melakukan kegiatan wisata kuliner, namun wisata kuliner kali ini berbeda karena kami tidak memilih tempat di Bandung, melainkan di daerah Sadang, Purwakarta. Kali in tempat yang kami singgahi adalah Sate Maranggi dan Es Kelapa Muda Cibungur, Purwakarta.

Kalau dari Bandung mungkin menempuh jarak 50 Km, berarti pulang pergi Bandung – Purwakarta memakan waktu 100 Km yah sekitar 1 jam-an lah, lagipula sekarang ada Tol Cipularang. Saya pergi bersama 2 teman saya, Wildan dan Arab, berangkat jam 11.30 dari kampus ITB. Sampai di Cibungur sekitar jam 12an lewat. Ada juga yang unik dari pelayanan sate maranggi cibungur ini, begitu kita datang dan pesan makanan maka kurang dari 1 menit makanan yang anda pesan tadi langsung datang ke meja anda. Hal ini mungkin karena dia memasak dalam partai besar untuk memenuhi pengunjung bermobil yang terus berdatangan.

Menu yang juara disini adalah sate marangginya, sungguh unik karena dia menghidankan sate tanpa bumbu colek (seperti kecap atau kacang), namun begitu kita makan satenya bumbunya sudah meresap ke daging sate tersebut, maknyus sodara2, saya berani bilang rasa dari semua sate2 maranggi yang ada di bandung TUMBANG!!. Lalu menu yang juara lagi disini adalah gulai nya, memang berbeda antara rasa gulai yang berani bumbu mecin dengan yang berani bumbu rempah. Rasa dari gulai cibungur ini berani bumbu rempahnya, dan rasanya tidak terlalu menusuk di lidah, sangat pas !!.

Wildan and Me

Nasinya yang dihidangkan pun menggunakan nasi timbel, sehingga pas bila disantap dengan sate dan gulai dalam keadaan panas2, ditambah dengan sambal yang tidak terlalu pedas (banyak tomatnya). Untuk minum kami memesan es kelapa muda, menurut saya sih es kelapa mudanya standar, alias sama dengan kebanyakan. Kalau masalah harga, gak usah khawatir, dibandingkan denga sate pak Gino bandung harga di cibungur ini jauh lebih murah, sebagai gambaran kami makan 3 porsi sate berikut gulai dan es kelapa harga yang kami bayar tidak sampai 100 ribu rupiah.

Arif (Arab) lagi ngiler 😛

Setelah makan kami melakukan perbincangan kecil, hampir semua pengunjung sate maranggi cibungur adalah bermobil, dengan berbagai macam plat seperti B, D, dan T. Kami pun beranggapan kalau yang makan di sate maranggi cibungur ini memang sudah direncanakan atau diniatkan, bukan pengunjung yang kebetulan lapar dan menemukan sebuah rumah makan sate di pinggir jalan. Jadi tampaknya nama dari sate maranggi cibungur ini sudah tersohor (pernah masuk wisata kuliner-nya bondan winarno gak yah ? ).

Suasana bakar membakar

Suasana ramai pengunjung

Hal yang paling penting disini adalah, Sate maranggi cibungur ini tidak buka cabang dimana – mana lho !!

Selamat mencoba !!  🙂